Friday, August 10, 2018

SISTEMATIKA PENULISAN KARYA TULIS


1.    LAPORAN HASIL PENELITIAN
A.     Bagian Pembuka
-          Halaman Judul
-          Lembar pengesahan
-          Kata pengantar
-          Daftar isi
-          Daftar lampiran/gambar/tabel
B.     Bagian Isi

Wednesday, August 8, 2018

Langkah-langkah Pembuatan Peta Pikiran (Mind Mapping)


Sebelum membuat sebuah peta pikiran diperlukan beberapa bahan, yaitu kertas kosong tak bergaris, pena dan pensil warna, otak serta imajinasi. Buzan (2007: 15) mengemukakan tujuh langkah untuk membuat mind mapping. Tujuh langkah tersebut adalah sebagai berikut:
1)      Mulailah dari bagian tengah kertas kosong yang sisi panjangnya diletakkan mendatar. Mengapa? Karena memulai dari tengah memberi kebebasan kepada otak untuk menyebar ke segala arah dan untuk mengungkapkan dirinya dengan lebih bebas dan alami.

Pengertian Metode Peta Pikiran (Mind Mapping)


Peta pikiran atau disebut dengan mind mapping merupakan salah satu metode belajar yang dikembangkan oleh Tony Buzan tahun 1970-an yang didasarkan pada cara kerja otak. Disebut metode karena peta pikiran ini berupa urutan langkah-langkah yang sistematis. Otak mengingat informasi dalam bentuk gambar, simbol, bentuk-bentuk, suara musik, dan perasaan. Otak menyimpan informasi dengan pola dan asosiasi seperti pohon dengan cabang dan rantingnya. Otak tidak menyimpan informasi menurut kata demi kata atau kolom demi kolom dalam kalimat baris yang rapi seperti yang kita keluarkan dalam berbahasa. Untuk mengingat kembali dengan cepat apa yang telah kita pelajari sebaiknya meniru cara kerja otak dalam bentuk peta pikiran. Dengan demikian, proses menyajikan dan menangkap isi  pelajaran dalam peta-peta konsep mendekati operasi alamiah dalam berpikir (Sugiyanto, 2007: 41).

Prinsip - prinsip Belajar

Di samping metode pembelajaran, prinsip-prinsip belajar merupakan hal yang perlu diperhatikan. Prinsip-prinsip digunakan sebagai patokan dalam pembelajaran. Adapun prinsip-prinsip belajar pembelajaran adalah sebagai berikut.
1)      Perhatian dan motivasi
Perhatian merupakan pemusatan tenaga psikis tertuju pada suatu objek (Max Darsono, tt: 27). Belajar sebagai satu kegiatan yang kompleks sangat membutuhkan perhatian dari siswa. Perhatian tersebut akan timbul jika bahan pelajaran yang digunakan dibutuhkan oleh siswa. Jika bahan pelajaran dirasakan penting oleh siswa, siswa akan termotivasi untuk belajar.

Unsur dan Ciri Khas Cerita Pendek

Cerpen  merupakan salah satu bentuk tulisan narasi. Narasi diartikan sebagai bentuk percakapan atau tulisan yang bertujuan menyampaikan atau menceritakan rangkaian peristiwa atau pengalaman manusia berdasarkan perkembangan dari waktu ke waktu (Atar Semi, 1990: 32). Cerpen cenderung kurang kompleks dibandingkan dengan novel. Cerpen biasanya memusatkan perhatian pada satu kejadian, mempunyai satu plot, setting yang tunggal, jumlah tokoh yang terbatas serta mencakup jangka waktu yang singkat.

Pengertian Cerita Pendek

Cerita pendek atau sering disingkat sebagai cerpen adalah suatu bentuk prosa naratif fiktif. Cerpen cenderung padat dan langsung pada tujuannya dibandingkan karya-karya fiksi yang lebih panjang, seperti novella (dalam pengertian modern) dan novel. Karena singkatnya, cerpen-cerpen yang sukses mengandalkan teknik-teknik sastra seperti tokoh, plot, tema, bahasa dan insight secara lebih luas dibandingkan dengan fiksi yang lebih panjang. Ceritanya bisa dalam berbagai jenis (dalam http://id.wikipedia.org/wiki/Cerita_pendek). Disyaratkan oleh H.B. Jassin bahwa cerpen haruslah memiliki bagian perkenalan, pertikaian dan penyelesaian (Korrie Layun Rampan, 1995: 10). Dengan kata lain, sebuah cerpen harus memuat konflik. Oleh Dane Bauer (2005: 21) konflik diartikan sebagai perjuangan hidup tokoh cerita. Tokoh utama harus memiliki masalah yang sedang diatasi atau menginginkan sesuatu yang harus diperjuangkan.
The Liang Gie dan A. Widyamartaya seba

Jenis-jenis Tulisan


Ada banyak cara yang dipilih seseorang untuk mengemukakan gagasannya dalam sebuah tulisan. Cara yang dipilih serta tujuan penulisan menghasilkan berbagai bentuk tulisan. Atar Semi (1990: 32) mengemukakan empat bentuk atau jenis tulisan, yaitu: narasi, deskripsi, eksposisi, dan argumentasi.
Narasi merupakan satu bentuk wacana yang berusaha menggambarkan dengan sejelas-jelasnya kepada pembaca suatu peristiwa yang telah terjadi (Gorys Keraf, 2004: 136). Penggambaran peristiwa dalam bentuk paragraf narasi didasarkan pada perkembangan dari waktu ke waktu. Atar Semi (1990: 33) mengemukakan ciri penanda narasi, yaitu: (1) berupa cerita tentang peristiwa atau pengalaman manusia; (2) kejadian atau peristiwa yang disampaikan dapat berupa peristiwa atau kejadian yang benar-benar terjadi, semata-mata imajinasi, atau gabungan keduanya; (3) berdasarkan konflik; (4) memiliki nilai estetika karena isi dan cara penyampaiannnya bersifat sastra; (5) menekankan susunan kronologis; dan (6) biasanya memiliki dialog.
Eksposisi merupakan tulisan yang bertujuan menjelaskan atau memberikan informasi tentang sesuatu (Atar Semi, 1990: 37). Eksposisi ditandai dengan tulisan berupa: pengertian atau pengetahuan; menjawab pertanyaan tentang apa, mengapa, kapan, dan bagaimana; disampaikan dengan lugas serta bahasa yang baku; penggunaan bahasa netral, tidak memihak serta tidak memaksakan sikap penulis terhadap pembaca.
Deskripsi merupakan  tulisan yang bertujuan memberikan perincian atau detail tentang objek. Perincian tersebut memberi pengaruh pada sensitivitas dan imajinasi pembaca atau pendengar. Tulisan deskripsi yang berhasil, dapat membawa pembaca untuk melihat, mendengar, merasakan atau mengalami langsung objek tersebut.
Argumentasi merupakan tulisan yang bertujuan meyakinkan atau membujuk pembaca tentang kebenaran pendapat atau pernyataan penulis (Atar Semi, 1990: 47). Argumen merupakan proses penalaran. Oleh karenanya, sebuah tulisan argumentatif dapat dikembangkan dengan teknik induktif maupun deduktif.
The Liang Gie (2002: 25) menggolongkan tulisan berdasar pada bentuk, tujuan, isi, ciri khas, fungsi serta sifatnya. Berdasar pada bentuk -- sama halnya dengan Atar Semi -- The Liang Gie mengklasifikasikan tulisan menjadi empat, yaitu narasi, eksposisi, deskripsi dan argumentasi. Berdasar ragamnya, tulisan dibedakan atas tulisan khayali dan tulisan faktawi. Adapun berdasarkan jenisnya, tulisan digolongkan atas tulisan ilmiah, tulisan informatif, prosa serta puisi. Menurut rumpunnya, tulisan dibedakan atas karangan kependidikan, karangan penelitian, kisah, laporan, ringkasan, ulasan, novel, cerpen, fiksi ilmu, drama, puisi lirik epik serta dramatik. Secara lebih jelas, penggolongan tulisan yang dikemukakan oleh The Liang Gie dijabarkan dalam bagan sebagai berikut.